Masjid Bukan Tempat Bermain

Sengaja saya tulis demikian karena ini rasa kegaduhan di hati saya. Mengapa…kalau kita perhatikan dengan baik. berapa banyak masjid yang berada di Indonesia ini. Namun hanya sedikit yang berfungsi sebagai Masjid. Saya sangat sependapat bahwa masjid merupakan tempat ibadah yang bersifat universal multifungsi. Namun saya tidak sangat setuju apabila pemahaman ini menjadi salah kaprah.

Coba anda semua perhatikan, berapa banyak jamaah yang dengan sengaja membawa anak-anaknya untuk beribadah di masjid namun tidak bisa mengendalikan. Berapa banyak anak yang ke masjid hanya untuk bermain. Yang paling menyedihkan, hampir semua jamaah tidak ada yang melakukan peringatan kepada anak-anak yang ramai. Mereka seolah terbius dengan dogma bahwa anak kecil sengaja diajak ke masjid untuk mengenal dan biasa kalau anak kecil itu suka bermain. ini yang saya tentang keras, bagaimana mungkin nilai keluhuran masjid untuk beribadah berubah menjadi hiruk pikuk seperti pasar, suara anak yang berteriak, saling ribut sana sini. Ingat saudar-saudara, masjid ini miliknya umat banyak, dan umat yang berinfak ini hanya satu tujuannya memiliki tempat ibadah bukan tempat bermain. Sangat jelas perbedaanya bukan.

Disadari atau tidak, yang jelas Islam akan kalah dari umat selain Islam kalau pemahaman dasar ini saja masih belum dipahami yang tua dan yang muda. Islam akan semakin terpuruk karena generasi muda yang tumbuh keliatan di lingkungan religius namun kosong tanpa isi, penunggu masjid tempat saya mengatakan” nanti besar sedikit anak-anak itu sudah tidak mampu mengangkat Al-quran”. Mengapa” karena yang dia lihat setiap hari, anak-anak tidak memiliki kesunguhan dalam belajar agama dan kurang benar dalam melakukan tata krama beribadah.

Semoga, orang tua dan semua yang membaca tulisan ini menjadi sadar bahwa Masjid bukan untuk bermain, masjid untuk beribadah yang benar menurut AL-quran dan Al-hadits. Astagfirullahalladzim, semoga Allah SWT mengampuni dosa saya dan dosa antum sekalian, karena belum mampu menjaga kewibawaan masjid yang sesungguhnya.

Wassallam wrwb

Jamaah Masjid Nurul Ilmi SPR

Haji, Abah, Buya….

Lebaran Haji telah tiba, Suasana suka gembira. Bagi yang menjalankan Ibadah Haji, tahun ini rasanya perlu lebih bersabar. Jamaah yang akan beribadah meskipun sudah lunas dan telah dinyatakan resmi berangkat ternyata masih ada kendala, seperti Visa yang belum terbit. Cobaan jamaah Haji yang diyakini akan membawa berkah bila selalu sabar dalam menghadapinya.

Sabar adalah oleh-oleh utama setelah jamaah pulang dari Haji. Warga awam menanggalkan sebutan Haji bagi mereka yang telah menjalankan ibadah Haji. Sebutan Haji, Abah dan Buya tidak melekat begitu saja. Hanya disandang oleh umat Islam yang sudah pernah menunaikan ibadah Haji, meski tidak semuanya disebut Haji, Abah atau Buya, namun Saking akrabnya sebutan tersebut akhirnya disingkat dengan panggilan Ji. Pernah suatu ketika ada teman berbincang dengan koleganya semua dipanggil Ji. yah, karena paling mudah nyebutin Ji daripada pak Haji. Demikian pula dengan sebutan Abah atau Bah, dan Buya.

Semoga teman-teman yang sudah memperoleh Gelar Haji, sehingga dituakan dengan disebut Abah maupun Buya ini bisa menjadi contoh terutama kesabarannya. Sabar dalam bertutur kata, bergaul dan menjadi contoh untuk tidak punya pamrih terhadap milik orang lain. Berani mengatakan yang haq dan bathil. Tidak lagi memiliki sikap yang clingusan, mengguncing, memakan harta yang bukan haknya. Semoga jamaah yang sekarang sedang menjalankan ibadah Haji diberikan kemudahan kelancaran.

“Wong temen bakal tinemu, man jada wa jada”

Salam persaudaraan

Ji, Bah, buya…

 

Berlaku Adil dalam Bertetangga

Berlaku adil, diambil dari arti dua kata tersebut pastinya sudah banyak yang paham. Pertama kata berlaku. Terdiri dari kata Ber dan Laku. Dalam bahasa Jawa laku artinya langkah. Jika diberi awalan ber menjadi membuat langkah karena awalan ber bisa memiliki arti membuat atau menjadikan (sumber jhonhardi). Jadi berlaku saya artikan sebagai membuat langkah. Sedangkan Adil sendiri sudah jelas memiliki makna seimbang, sama. Seringkali dalam pelajaran diartikan adil itu sesuai dengan haknya. Misalnya kita memiliki anak 2 (dua) orang. Anak pertama kelas III SMP. Sedangkan anak kedua kelas II SD. Pada saat kita memberikan uang saku tentu saja akan berbeda jumlahnya. Anak yang besar kita berikan nilai nominal lebih daripada anak yang kecil. Dan itu bisa dikatakan juga Adil sesuai peruntukannya. Kemudian makna Tetangga. Kita smeua sepakat bahwa orang lain yang hidup berdampingan dengan kita itu disebut sebagai tetangga. Bisa terletak di kanan atau di kiri. Maka ada istilah tetangga kanan atau tetangga kiri. Tetangga kanan berarti tetangga kanan rumah kita, dan begitupun tetangga kiri berarti tetangga di samping rumah kiri kita.

Artikel ini sengaja saya tulis dnegan judul yang sangat sederhana. Yang seharusnya tidak perlu di artikan toh orang begitu membaca pasti sudah tahu artinya. Belaku Adil dalam Bertetangga. Sebenarnya saya bukan menuliskan artinya, namun dalam artikel ini saya sedikit akan uraikan bagaimana berlaku adil dalam bertetangga berikut ini.

Di kota Surabaya ada satu klaster perumahan. Sebut saja perumahan itu bernama SPR. Perumahan yang terletak di Surabaya kawasan Timur ini dihuni kurang lebih 340 an KK. Rata-rata penghuni mayoritas adalah pegawai yang berpendidikan tinggi. Penghasilan diperkirakan 5 juta sd 10 juta per bulan. Itu adalah penghasilan netto atau bersih. Bisa bertambah penghasilan itu karena si empunya terkadang memiliki penghasilan lain dari gaji tetapnya, misal dari proyek, bonus, komisi atau prosentase penjualan jasa karena keahliannya. Fasilitas di perumahan tersebut belum lengkap. Namun air serta listrik sudah tersedia, Meskipun di beberapa lokasi perlu perjuangan untuk mendapatkan aliran air PDAM pada awalnya, tapi tahun 2015 ini semua persil sudah teraliri. Listrik rumahpun sudah ada alias warga telah memperoleh pasokan aliran listrik yang cukup. Alkisah’ kehidupan warga dimulai pada medio 2010. Saya ingat betul bahwa tahun 2010 itulah dimulai dibentuk sebuah organisasi yang dikenal dengan Rukun Tetangga atau RT. Karena wilayah yang cukup luas. Maka di perumahan itu dibentuk menjadi 2 (dua) ke RTan. Yang pertama adalah RT 06 dan yang kedua RT 07. Seiring berjalannya waktu. Ketua RT melakukan tupoksinya yaitu bagaimana menjadi panutan, mengarahkan serta membina persatuan, kerukunan warga dalam hidup bertetangga. Mulai dari arahan untuk kerja bhakti bersama. Menjaga keamanan serta saling berbagi suka dan meringankan dalam duka. Kondisi demikian yang sangat diharapkan oleh pengurus RT waktu itu hingga pengurus yang sekarang. Namun bayangan indah yang diharapkan tidak sama dnegan kenyataan. Justru 180 derajat kata orang kondisinya. Warga cenderung cuek. Mengacuhkan himbauan dari RT. Seharusnya warga mengikuti arahan dari pemimpinnya yaitu ketua RT. Sejenak saya koreksi, apakah ini karena warga yang terlalu apatis atau RT dan jajarannya yang kurang dekat hubungannya dengan warganya. Bisa jadi dua hal itu sebagai penyebabnya. Pertama; warga kurang memahami makna Berlaku adil dalam Bertetangga. Warga seharusnya menyadari bahwa sebagai penghuni semestinya mengucapkan salam, senyum atau bertegur kepada warga lain yang sudah terlebih dahulu tinggal, namun kenyataanya tidak demikian. Warga baru cenderung apatis, jangankan lapor ke RT, sekedar permisi kulo nuwun ke tetangga sebelah saja enggan dilakukan. tingkah polah yang demikian ini menunjukan sifat tidak berlaku adil kepada tetangga. Sebagai warga baru sudah seharusnya permisi kepada yang lama, itu cukup adil dan fair. Kedua; RT serta jajarannya perlu mendalami ilmu hubungan sosial. Istilah kerenya Social Capital. Yang dalam tesis saya tulis Modal Sosial. Ilmu ini penting untuk dipahami oleh pemimpin mulai tingkat RT hingga level Presidenpun di Negeri ini. Mengapa’ karena dengan modal sosial yang baik, segala bentuk kebuntuan politik, komunikasi, budaya dan apapun akan bisa diselesaikan. karena dalam teori modal sosial yang salah satunya membahas bagaiman hubungan manusia satu dengan lainnya yang didasari rasa kebersamaan yang didasari dari hubungan relasional, interaksional serta struktural ini menjadikan ketua RT lebih mendekat ke warganya. RT serta jajaran pengurus akan senantiasa bersilaturahim ke warganya satu persatu. RT dan jajaranya akan mengerti dan memahami apa yang dirasakan warganya. RT serta jajarannya mampu menggali keinginan, kemauan serta harapan bahkan cita-cita masing masing penghuni. RT dan jajaranya akan memiliki hubungan relasional, interaksional serta struktural yang baik dengan warganya. Sehingga modal sosial RT dengan warga menjadi semakin kuat. Wargapun akan menilai bahwa RT bisa memberi contoh berlaku adil dalam bertetangga.

Sebagai penutup tulisan ini. Bahwa kondisi perumahan yang dituliskan dalam artikel diatas masih perlu perbaikan. Masih perlu perjuangan untuk menjadi perumahan yang penghuni dan pemimpinya untuk bisa Berlaku Adil dalam Bertetangga.

Salam harmoniz

 

 

 

 

“BANGSA BESAR GULUNG TIKAR”

Setiap Orang ada Masanya dan Setiap Masa ada Orangnya. Ini adalah kalimat yang sering diungkapkan oleh banyak orang. Ungkapan itu mengandung arti bahwa manusia tidak selamanya sama kondisinya. Hari ini sebagai rakyat, besuk or lusa akan jadi pejabat. Begitupun selanjutnya. Dan hal ini tidak perlu lagi diperdebatkan karena memang takdirnya demikian.

Sebagian dari anda, pernah mendengar negeri Andalusia. Sebuah negeri yang disegani dan ditakuti oleh musuh-musuhnya. Takut karena kekuatan serta ketangguhan bangsanya. Disegani karena penduduk muda senantiasa menjaga nilai-nilai kejujuran, kebenaran yang kental dengan nuansa relegiusitas.

Namun, menjadi pelajaran yang sangat amat berguna bagi kita sekarang. Khususnya bagi bangsa Indonesia yang telah memasuki usia 70 Tahun Merdeka. Neger Andalusia yang dahulunya termasyur itu pada akhirnya hancur lebur habis dijarah oleh bangsa lain. Hal itu terjadi bukan karena bangsa lain yang kuat akan tetapi moral muda bangsa Andalusia yang makin hari makin merosot. Tidak lagi menganggap relegiusitas menjadi utama, justru jiwa hedonisme yang pertama.

Akankah negeri Indonesia yang subur, kaya raya yang katanya gemah ripah loh jinawi akan hancur. Akankah negeri yang dulu dijuluki sebagai Macan Asia akan lumpuh. Tentu saja bukan sekarang jawabanya, namun menjadi PR bagi pemimpin negeri ini. Untuk selalu tanggaping sasmita, kalau tidak maka Negera Besar akan Gulung Tikar…..

social responsibility

bagaimana kabar anda saat sekarang” semoga selalu sehat wal afiat..aamiin

IMG_20150219_141721

Artikel kali ini saya akan menulis beberapa kalimat terkait dengan kepekaan sosial. Jamak kita mendengar istilah social responsibility. Yang seringkali didengar atau dibaca oleh anda sekalian adalah corporate social responsibility dikenal dengan istilah CSR. Pengamat, pembicara dan siapapun anda berhak menyampaikan dan berbicara tentang CSR. Akan tetapi, hanya segelintir orang yang paham secara nyata…sekali lagi paham secara nyata apa yang disebut CSR. Bukan semata definisi yang dirunut dari journal, buku, teori maupun best practise, tapi kepahaman yang bener, nyata dikehidupan sehari-hari. Anda berhak mengklaim bahwa anda paham secara nyata apa yang disebut social responsibillity. bila….

Siapapun anda yang hidup di Indonesia, jadilah ketua RT atau masuk dalam kepengurusannya. Ini penting sekali saudara sekalian, menjadi ketua Rukun Tetangga adalah tugas yang baik. Organisasi terkecil pemerintahan yang langsung berhubungan dengan rakyat nyata. Dalam menjalankan tugasnyapun acapkali harus mengalahkan kepentingan pribadi, demi terjalinya kerukunan diantara tetangga. Ketua RT, dituntut memiliki kepekaan sosial yang lebih. Menjadi ketua RT harus mengenal semua warganya dengan baik, mengenal lingkungan serta potensi konflik internal dan eksternal. Semua itu tidak bisa dimiliki oleh orang yang kepekaan sosialnya rendah. Berapa banyak kasus kerusuhan, konflik, asusila, narkoba, teroris kecil sedang dan besar yang terjadi dimasyarakat karena kepekaan sosial yang rendah terutama menjangkiti ketua RT. Alangkah indahnya bila seorang ketua RT siapapun anda, paham benar lingkungan dan warganya. Kepahaman yang nyata, bukan hanya jumlah tapi tahu apa yang terjadi pada masing-masing warga. Kepahaman akan kepekaan sosial. Dari sinilah anda akan memahami arti kepekaan sosial atau sosial responsibility yang senyatanya.

Tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari kepekaan sosial dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu bangsa dikatakan semakin maju apabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan sistem pendidikan.

Kepekaan sosial untuk mewujudkan karakter bangsa dan sisitem sosial yang berakar, unik, modern, dan unggul. Kepekaan tersebut merupakan kombinasi antara nilai luhur bangsa seperti religius, kebersamaan dan persatuan, serta nilai modern yang universal, mencakup etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik. Pembangunan jatidiri bangsa tersebut dilakukan melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya bangsa yang mempunyai potensi unggul dan memantapkan nilai modern yang membangun. Untuk memperkuat kepekaan sosial bangsa ini perlu pemahaman secara nyata …sekali lagi pemahaman secara nyata…

best regard

 

MEMBANGUN KARAKTER BAGIAN DARI SYUKUR NIK’MAT

  1. MEMBANGUN KARAKTER BAGIAN DARI SYUKUR NIK’MAT

 

Dari semua yang diungkapkan diatas pada dasarnya adalah usaha kita bagaimana membangun karakter diri agar memiliki etos kerja yang baik dan dapat menjadi pondasi bagi kita untuk mengembangkan diri sebagai wujud syukur kita kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa, Allah Azza wa Jalla.

 

Dalam bahasa lain banyak orang mengatakan tidak akan banyak artinya kemampuan        ( knowledge ) yang tinggi disertai dengan keterampilan ( skill ) yang juga tinggi apabila tidak diikuti dengan prilaku ( attitude ) yang baik.

 

Apabila kepada anda diminta memilih satu diantara dua pilihan, disatu sisi adalah orang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang bagus tetapi kurang memiliki prilaku yang baik, disisi lain adalah orang yang prilakunya baik tetapi kurang memiliki pengetahuan dan bahkan juga ketrampilan.

 

Maka, mana kala anda memilih pilihan pertama, Anda ada pada posisi menunggu saat-saat “bom meledak”.  Karena pada saat-saat Anda begitu sangat membutuhkan dia, bisa jadi karakter tidak baiknya akan muncul dan mencari celah untuk dapat menguasai dirinya. Pada saat itulah apapun yang dilakukan akan merugikan dirinya dan berdampak pada lingkungan yang ada disekitarnya.

 

Tetapi dikala Anda memilih, pilihan kedua orang yang kurang memiliki kemampuan maupun ketrampilan namun mempunyai semangat untuk terus belajar dan belajar memperbaiki dirinya dan dia memiliki prilaku yang baik. Maka, itu adalah lebih baik. Prilaku yang baik, akan berdampak baik, walau pada situasi bagaimanapun tetap dia akan dapat menyikapi dengan baik. Dan itulah akhlak, akhlak yang dapat membawa seseorang menjadi mulya.

 

 

  1. MARI BELAJAR JUJUR PADA DIRI SENDIRI

 

Akhlak mulia tidak secara otomatis menempel pada diri seseorang. Ada proses dan butuh waktu, karena itulah diperlukan perjuangan maksimal untuk mendapatkannya. Apa lagi bagi orang-orang yang sudah dewasa, ini menjadi sebuah tantangan. Dan yang paling penting lagi adalah ”adakah keinginan pada diri untuk berubah. ?”

 

Maka kejujuran menjadi kunci, bagi siapapun kita yang akan melangkah setapak demi setapak menuju anak tangga perbaikan diri. Dan kejujuran yang paling utama adalah, saat kita menghadapi diri kita sendiri. Jujur pada diri sendiri adalah prilaku prima yang diinginkan oleh setiap orang. Pertanyaannya, bagaimana caranya agar kita dapat memiliki kejujuran itu, dan bagaimana cara kita  membangun akhlak yang mulia.

 

Karena itulah seorang hamba Tuhan diutus dimuka bumi ini ”untuk menjadi tauladan yang baik”. Muhammad Rosulullah SAW, diutus Allah kemuka bumi ini, untuk dapat menyempurnakan akhlak hamba-hamba-NYA yang dengan sadar ingin ada perbaikan pada dirinya, menjadikan dirinya orang yang penuh manfaat.

Allah SWT berfirman dalam surat Al- Ahzab (33) ayat 21, “Sungguh telah ada pada diri Rasullulah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

 

Akhlak tidak bisa begitu saja dimiliki setiap orang. Akhlak adalah sesuatu yang sudah menempel pada seseorang dan menjadi bagian dari dirinya. Karena itu perlu proses dan waktu untuk dapat merubahnya. Dalam buku membentuk karakter cara islam, Annis Matta menyebutkan ”Akhlak sebagai ujung dari iman dan amal saleh. Akhlak adalah nilai dan pemikiran yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan yang tetap, natural dan reflek”.

 

Rutinitas yang diwarnai perasaan sukarela dengan dukungan pengetahuan, itulah yang akhirnya membuahkan akhlak. Karena itu, akhlak terinternalisasi dalam diri seseorang melalui tahap pembiasaan.

 

Dalam dunia perbankkan ini menjadi tuntutan yang paling utama, dimulai saat menentukan seseorang untuk menjadi karyawan, melalui proses rekrut yang kemudian dilanjutkan dengan proses-proses berikutnya, adalah kegiatan yang mutlak dilakukan. Setelah menjadi karyawan, akhlak itu, yang diantaranya adalah kejujuran tetap terjaga dan terpelihara dengan baik bahkan dapat membawa dirinya menjadi lebih bijak didalam menyikapi hidupnya.

 

Begitu juga pada saat memilih mitra atau nasabah sebagai seseorang yang akan memberikan pelayanan yang terbaik, maka tolak ukur pertama adalah akhlak, adalah kejujuran. Bila pada saat itu, nasabah yang diambil jatuh pada pilihan yang kurang tepat, maka tidak heran akan menjadi ”bom waktu” yang setiap saat dapat meledak dan akan merugikan kita semua.

 

Karena itulah pengembangan diri lewat program-program pelatihan yang diberikan secara berjenjang dan berkesinambungan baik bagi karyawan maupun nasabah adalah kebutuhan dan proses yang seharusnya dilakukan. Sehingga pada akhirnya kebersamaan dalam menyikapi setiap persoalan untuk mencapai tujuan yang disepakati, mempunyai visi yang sama.  Kejujuran pada diri menjadi kunci  keberhasilan bagi  semua pihak dalam menghadapi setiap permasalahan.

 

 

  1. YANG SERING TERLUPAKAN

 

Manusia adalah tempatnya salah dan sering lupa, tidak ada yang sempurna. Karena itu menjadi hal yang sangat penting pada saat kita menjaga diri untuk tidak larut dalam kekeliruan atau kesalahan yang berkepanjangan. Kalau awalnya baik saja, bisa menjadi kurang baik atau bahkan tidak baik, apa lagi bila saat penerimaan karyawan atau pada saat akad kredit diawali dengan yang kurang baik. Apa jadinya ?

 

Pantaslah kalau di firmankan ”bahwa sesungguhnya manusia adalah orang-orang yang merugi”. Bagaimana kita tidak dikatakan merugi, kalau setiap tindakan kita disadari atau tidak terkadang cenderung untuk melakukan atau mengatakan yang kurang baik, mungkin ini disebabkan karena sebagian besar tubuh kita adalah zat cair, yang selalu memilih daerah lebih rendah pada saat zat cair tersebut dialirkan. Dan zat cair begitu

mudahnya berubah bentuk, ia akan segera menyesuaikan dengan tempat yang ada saat itu, sama halnya kita yang mudah terpengaruh atau dipengaruhi.

 

Karena itu untuk tetap istiqamah, tetap berjalan sesuai dengan relnya, maka diperlukan pemeliharaan yang terus menerus, dan tidak akan pernah berhenti. Rumah tidak akan pernah bersih kalau hanya disapu 1 kali, rumah akan selalu bersih apa bila setiap saat kita menjaga dan membersihkannya, tidak harus menunggu kotor, apa lagi kotor yang berkepanjangan. Ini yang sering terlupakan.

 

Dalam sebuah hadits disampaikan ; “Barang siapa melapangkan kesusahan dari kesusahan dunia seorang mukmin, Allah akan melapangkan kesusahannya di hari kiamat.

 

Barang siapa melepaskan kesukaran seorang mukmin, Allah akan melepaskan kesukarannya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa menutupi aib seseorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barang siapa berjalan di jalan menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HRMuslim).

 

Jaga dan peliharalah diri lewat belajar yang tidak pernah berhenti, isi otak kita dengan pengetahuan dan ketrampilan dan isi hati kita dengan kecerdasan emosional dan spiritual serta berempatilah kepada sesama sebagai usaha kita untuk mendapatkan ridho-NYA.

 

Nasabah yang jujur dan bertanggung jawab, pasti akan memenuhi setiap hak dan kewajibannya, ini juga sebab ketrampilan petugas perbank-an didalam memilih dan memilah. Tidak hanya sampai disitu tetapi juga menjaga dan memeliharanya. Keduanya menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari syukur nikmat yang harus dilakukannya. Inilah orang-orang yang berakhlak mulya yang saling menjaga dan memelihara. Tidak cukup hanya dengan beriman kepada Allah, tidak juga cukup dengan perbuatan yang baik, tetapi juga harus disertai dengan saling mengingatkan baik didalam hal-hal yang positif maupun dalam menyikapi kehidupan yang dituntut dengan kesabaran. Ini semua bagian dari syukur nikmat kita kepada Tuhan Yang maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla.

 

They learned to play on the safe side so not get hurt

jhonhardi lovers,  selamat sore semuanya…

“Mereka bermain disisi aman hingga tak terluka”, itulah tema yang kutuliskan bagi para sahabat  di jhonhardi.com. Sambil ngopi ala warkop atau cafe yang pura-pura terpasang wifi dengan sinyalnya kedap kedip hehehe. Kawan, seringkali mendengar kata cari aman atau mencari aman. Pertanyaan yang timbul mengapa harus dicari, apakah kurang aman, atau dalam kondisi darurat bahaya, Bisa jadi dua duanya. Kata cari aman digunakan untuk memperoleh keyamanan bagi seseorang yang tentunya belum aman. Benar sekali, tulisan ini menyampaikan pesan bahwa berapa banyak orang yang merasa kurang aman sehingga selalu mencari aman. Celakanya mencari aman bukan pada tempatnya. Banyak manusia yang mencari aman karena rasa takut yang berlebihan, takut tergusur dari posisinya saat ini. Kemudian….

 

 

Semoga Bukan Program CSR Kepura-Puraan

Sudah hampir 10 tahun ini saya menjadi profesional pada sebuah perusahaan Multinasional. Kalau saya sebutkan nama perusahaan itu, so pasti hampir separo bangsa mengenalnya. Perusahaan itu adalah PT Astra International Tbk. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1957 bermula dari perusahaan keluarga hingga tumbuh berkembang  menjadi 180 anak perusahaan terbagi menjadi 6 lini bisnis (saat tulisan ini diposting). Perkembangan bisnis yang cukup signifikan bukan berarti tidak ada kendala. Perusahaan inipun nyaris hilang jadi kebanggaan bangsa karena pernah mengalami krisis tahun 1998. Namun dengan kerja cerdas, keras dan pantang menyerah dari direksi hingga level operasional pada akhirnya perusahaan ini kokoh berdiri dan terus mengembangkan sayap bisnisnya menjadi perusahaan yang berkarakter.

Perusahaan ini memiliki konsep berbagi. Konsep senang memberi yang diwujudkan dalam program CSR. Bukan sekedar CSR bagi-bagi, namun lebih pada membahagiakan untuk kebahagiaan. Itu yang saya lihat dan alami tentang konsep CSR yang dijalankan. Dalam beberapa pandangan, konsep memberi yang tulus akan memberikan kebahagiaan, kesehatan, kelimpahan serta berkecukupan. Benar ! saya katakan Benar adanya. Apa bedanya dengan perusahaan lain. Bagi sebagian orang akan berkata, perusahaan ya pastilah sama, program csr hanya untuk meredam konflik, pencitraan dan lain sebagainya yang cenderung memberikan nilai negatif. Hal demikian pernah disampaikan teman kuliah S2 saya waktu itu. Bagi saya, sangat berbeda. Di perusahaan ini, seorang Presiden Direktur sangat care, respect, tulus turun langsung blusukan melihat implementasi program csr yang dijalankan. Dalam catatan yang belum bisa disebutkan jumlahnya yang pasti hampir kegiatan csr perusahaan ini seorang Presdir blusukan sendiri melihat kondisi riilnya. Budaya blusukan sebenarnya sudah dilakukan oleh para CEO dan COO utamanya dalam berbagi melalui program csr. Top manajemen Astra sudah memiliki patron yang sama. Bahwa siapapun yang menggawangi atau menjadi pimpinan selalu mewariskan, meneruskan dan melestarikan budaya blusukan untuk berbagi melalui csr yang berkelanjutan. Semakin banyak yang keluar semestinya semakin sedikit pula persediaan. Namun kenyataan berbalik. Justru semakin banyak yang dikeluarkan semakin banyak diperoleh. Tanpa menyebutkan berapa dan dimana, anda bisa melihat dalam web resminya. Oleh karena itu tidak berlebihan kalau Astra akan menjadi perusahaan kebanggaan Bangsa. Suatu saat bukan tidak mungkin, orang menyebutkan Indonesia maka yang diingat adalah Astra.

Dan semoga program CSR yang dijalankan bukan kepura-puraan tapi ketulusan…..

Sukses99

 

IMG_5564IMG_5563 IMG_5666IMG_20141008_111848IMG_5748 IMG_6159

Error thrown

Call to undefined function create_function()