Training CSR bagi TIM TSP

Training pemahaman CSR, serta penguatan Forum CSR di Kab/Kota Provinsi Jawa Timur. Pada video yang diungah ini adalah salah satu contoh penguatan forum CSR di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Lokasi training di Ruang Seminar PT Bharata Indonesia Gresik Jawa Timur. Pemahaman Forum CSR yang benar dibawakan oleh Jhon Hardi.,M.SM.CSM Tenaga Ahli CSR Provinsi Jawa Timur 2016.

Sosialisasi Forum CSR Di PT Pelindo Cabang Tanjungwangi Banyuwangi

Video ini adalah safari perjalanan dinas tim Forum CSR Provinsi Jawa Timur. Tim yang hadir dan dalam video ini adalah Jhon Hardi (Tenaga Ahli CSR, konseptor, inisiator serta pendiri Forum CSR Provinsi Jatim 2013 disertai Tim Sekretariat dan Staf Bidang Pembiayaan Bappeda Provinsi Jatim). Tujuannya adalah sosialisasi Forum CSR ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, namun mampir dulu ke PT Pelindo Tanjungwangi Banyuwangi. Sosialisasi keberadaan forum CSR Provinsi dan pentingnya perusahaan-perusahaan di daerah untuk saling sinergi dalam program csr dengan program prioritas pemerintah daerah.

Diskusi Hasil Monitoring Forum CSR Kota/Kabupaten di Jawa Timur

Jhon Hardi, ST.,M.SM.CSM
Konseptor dan Inisiator Forum CSR Provinsi sedang berdiskusi dengan Ibu Drs Tjitjik Suhartini, M.M Selaku Kasubid Bidang Pembiayaan, didampingi Ir Soeharno.,ME selaku Fungsional Bidang Pembiayaan Bappeda Provinsi Jawa Timur.
Diskusi ini lebih pada pembahasan dan laporan hasil monitoring Forum CSR ke beberapa Kota/Kabupaten Jawa Timur.
Beberapa hasil monitoring adalah :
1. Kota/Kabupaten memerlukan pendampingan terkait dengan mekanisme pembentukan forum CSR.
2. Forum CSR yang sudah terbentuk di Kota/Kabupaten, perlu diperkuat pada kesekretariatanya
3. Kepala Daerah atau pejabat Kota/Kabupaten  setempat harus aware dengan keberadaan Forum CSR
Tiga hal diatas merupakan point ringkasan video yang didiskusikan oleh TIM CSR Bidang Pembiayaan Provinsi Jawa Timur.

Salam Harmoniz

 

 

 

Saya ini Apalah…

Saya ini apalah,… adalah kalimat inspirasi yang saya ambil dari lagu milik dara cantiq maniz berkumis tipis, teh Iis Dahlia” yang berjudul “cinta apalah apalah”.
Penggalan liriknya sebagai berikut:

Aku bagimu apalah
Kau juga bagiku apalah
Kita ini hanya apalah
Kau dan aku apalah apalah

Okey kawan, bukan lagu ini yang akan kita bahas, namun tentang saya. Tentang kiprah saya sejak lulus kuliah hingga saat ini. Saya termasuk orang yang mengalami tiga alam pekerjaan. Tiga alam yaitu, Sebagai Karyawan Perusahaan (company employee), sebagai akademisi (academic lecturer) dan sebagai Tenaga Ahli Birokrasi (bureaucracy expert).

Menjadi Karyawan Perusahaan

Sejak tahun 2005, saya sudah aktif dan bergabung dengan Astra melalui LPB-YDBA. Dimana Lembaga ini khusus mendampingi UKM binaan mitra. Mulai dari pelatihan teknis dan non teknis serta pendampingan manajemen, keuangan, teknologi serta akses pasar bagi UKM dibawah binaanya. Prestasi dan penghargaan yang pernah saya terima sehingga pada tahun 2014 diminta untuk pindah ke Jakarta dan  bertugas di Devisi ESR PT Astra International Tbk. Saya memiliki keahlian membina UKM, Pemberdayaan Masyarakat serta kemampuan mendevelop konsep strategi dan implementasi program CSR. Pada saat bertugas di PT Astra International Tbk itulah, saya yang memperkuat konsep program CSR terutama terkait dengan program Kampung Berseri Astra. Hasil karya yang sudah diwujudkan yaitu KBA Surabaya, KBA Balikpapan, (KBA Bali dan KBA Bandung) baru tahap sosialisasi program dan penentuan lokasi. Konsep CSR menurut saya sejak tahun 2005 hingga hari ini adalah dari hati dan menginspirasi melalui optimalisasi social capital (modal sosial). Konsep saya dalam program CSR selama ini ya dengan mengimplementasikan theory tersebut. Mudah bagi yang memiliki ketertarikan dengan modal sosial, dan saya salah satu yang memilih theory ini sebagai dasar dari semua aktifitas yang dilakukan. Status saya di PT Astra International Sunter Jakarta harus berhenti dikarenakan ada perbedaan cara pandang soal program CSR serta kondisi lain, sehingga tahun 2015 saya harus hijrah dan melakukan aktifitas di Surabaya. Pernah menjadi Karyawan Perusahaan, menjadikan saya lebih yakin dengan konsep CSR yang selama ini saya lakukan, dari hati dan menginspirasi, meski tetap dengan target serta publikasi.

Seorang Dosen Perguruan Tinggi
Kecintaan berbagi ilmu telah saya lakukan sejak tahun 2000, tepatnya menjadi Dosen di Program Vokasional PASTI TEKNIK INDUSTRI ITS. Saat itu saya belum bergabung dengan perusahaan, saya masih berkantor di ITS DESIGN CENTER menjadi administrasi serta Juru Gambar. Merasa memiliki kemampuan menggambar yang cukup serta aplikasi software komputer seperti AUTOCAD, MECDESK, 3DsMAX serta software Aplikasi Perkantoran, Manajemen Proyek. Berbekal keahlian tersebut saya tertarik untuk berbagi ilmu dengan mengajar di program vokasional Teknik Industri ITS. Pengalaman mengajar saya teruskan hingga saat ini menjadi Dosen di UNUSA dan UNAIR.  Di UNUSA saya mengajar di program S1 Manajemen, mata kuliah yang saya ampu yaitu Etika Bisnis & CSR, Manajemen Ritel, Manajemen Operasional serta Pemasaran International. Sedangkan di UNAIR saya mengajar di mata kuliah KWU. Metode pembelajaran yang saya lakukan dikampus tetap dengan pendekatan social capital. Menurut saya, mahasiswa bukan lagi obyek, tapi mereka juga merupakan subyek yang perlu didengarkan dan diajak bersama untuk memahami mata kuliah yang telah sedang ditempuh. Kedekatan Dosen – Mahasiswa tidak lagi sebatas guru murid, akan tetapi lebih pada hubungan saling berbagi visi, ambisi, harapan serta kerjasama untuk meraih tujuan pembelajaran. Seringkali di beberapa kesempatan, konsep berfikir Dosen harus dirubah, mereka harus lebih aware dan melayani. Bukan merasa lebih dibutuhkan mahasiswa. Alangkah baiknya proses penerimaan Dosen harus diutamakan yang pernah kerja. Dosen harus diterima berdasarkan Lulus Kuliah S1, S2, dan S3 dengan IPK tinggi saya setuju, namun perlu ditambahkan pengalaman kerja, hal ini penting agar Dosen tersebut nantinya akan lebih melayani stakeholder yang berhubungan dengannya serta memiliki networking kuat ke pihak luar. Konsep melayani mahasiswa sebagaimana layanan prima bagi pelanggan, akan bisa dilakukan jika Dosen tersebut pernah bekerja. Bekerja berarti Melayani. Pengalaman saya mengajar di UNUSA dan UNAIR ini saya warnai dengan beberapa strategi. Saya merintis kuliah umum yang diisi oleh Manajemen Perusahaan, seperti PT Cocacola Amatil Indonesia Surabaya, dan PT Astra Toyota Auto2000 Jemursari Surabaya. Kemudian untuk program KWU UNAIR, saya memiliki rencana akan menjadikan RUM atau dikenal dengan Rumah Mahasiswa nantinya akan berparthner dengan teman-teman perusahaan seperti PT Wings Group, PT Telkom, PT Bank Jatim, Toyota Auto2000 Jemursari. Menurut saya Perguruan Tinggi harus menjalin kedekatan hubungan relational capital dengan stakeholder. Mahasiswa memerlukan parthner, mahasiswa perlu share dan mahasiswa perlu networking. Demikian juga perusahaan atau stakeholder sangat memerlukan kerjasama dengan teman-teman Perguruan Tinggi, hal inilah yang menjadikan pemikiran saya untuk mensinergikan teman-teman perusahaan dengan Perguruan Tinggi.

Tenaga Ahli Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Tidak pernah memiliki impian atau keinginan menjadi bagian dari Pegawai Pemerintah Daerah. Namun kenyataanya, hingga saat ini saya menjadi Tenaga Ahli CSR Bidang Pembiayaan Bappeda Provinsi Jawa Timur. Bermula dari permintaan Pak Agus Yuda staf Bidang Pembiayaan pada tahun 2013 yang bertandang ke kantor Toyota Astra Auto2000 Waru. Waktu itu saya berada dikantor dan ditelp sama Kepala Cabangnya bernama Jogi Hartomo. Singkat cerita, Pak Agus Yuda (saat ini sespri Gubernur Jawa Timur) ini meminta bagaimana caranya program CSR perusahaan di Jawa Timur ini agar sinergi dengan program pembangunan pemerintah Provinsi Jawa Timur. Setelah diskusi kurang lebih 3 jam. Saya menyampaikan mudah sekali dan jika Pemerintah Daerah mau langkah pertama adalah diundang saja perusahaan-perusahaan besar yang berada di Jawa Timur. Termasuk waktu itu kita yang masih tergabung dalam Astra Group Surabaya. Setelah pertemuan, malam hari Pak Agus Yuda telp ke HP saya pribadi, Mas jhon siapa dan perusahaan apa yang diundang. Saya waktu itu menyarankan mengundang PT Astra International Tbk yang diwakili Astra Group Surabaya (saat itu Koordinator Astra group dijabat oleh Pak Jogi Hartomo), Kemudian PT HM Sampoerna, PT Unilever Tbk dan PT Ispatindo. selain itu saya kenal dengan Manajer Stasiun Radio SmartFM Surabaya yang studionya masih di Hotel D’Season Surabaya dan turut diundang juga. Beberapa hari kemudian,  rencana mengundang dilaksanakan dan teman-teman perusahaan hadir di ruang rapat Bidang Pembiayaan Bappeda. Dipimpin oleh Kepala Bidangnya yaitu Ibu Esther dan Kasubid Ibu Karimah serta staf CSR Bapak Agus Yuda pertemuan dilangsungkan dan disepakati membentuk embrio forum csr. pada tanggal 13 Juni 2013 itulah pertama kali embrio forum CSR Provinsi Jawa Timur dibentuk. Saya menyampaikan bahwa forum ini bisa jalan jika ada sekretariat yang jobdisknya memberikan informasi, mengajak serta mengundang perusahaan-perusahaan untuk bergabung. Waktupun terus berjalan dan forum CSR belum optimal dikarenakan sekretariat belum bisa maksimal dan ada perubahan organisasi yaitu Kepala Bidang Pembiayaan Ibu Esther diganti dengan Pak Ikmal Putra, kasubid pengembangan dari Ibu Karimah diteruskan Ibu Tjitjik Suhartini. Saya yang waktu itu masih di perusahaan tidak bisa membantu banyak, namun sering ditelp oleh Ibu Karimah maupun Ibu Tjitjik bagaimana bisa mengoptimalkan forum CSR agar bisa sinergi dengan program pemerintah. Yang saya bisa lakukan adalah membantu akses keperusahaan serta mencarikan narasumber misalnya ada rapat, itupun melalui telp karena posisi saya yang ditugaskan Astra di Balikpapan, Bandung dan Bali.
Pertengah tahun 2014 saya sudah tidak lagi di Astra dan kemabli di Surabaya. Mengetahui posisi saya yang sudah tidak di Astra, Bidang Pembiayaan melalui Ibu Tjitjik meminta saya untuk membantu menjalankan forum CSR yang dirasa selama ini  belum maksimal. Juli 2014 saya datang ke Bappeda Provinsi dan menyampaikan grand strategi agar forum CSR bisa berjalan dengan baik sesuai amanah Perda dan Pergub yang saat itu sudah ada sebagai payung hukum tentang tanggungjawab sosial perusahaan. Ibu Tjitjik, Pak Harno, Mbak Woro, Pak Haris, Mas Akega menyimak paparan saya tentang strategi pengembangan forum csr periode Juli sd Desember 2014. Beliu semua setuju dan dengan dibantu oleh staf skretariat saudari Feni dan Prio, yang saya lakukan pertama adalah ratifikasi database. Database perusahaan besar yang berada di Jawa Timur, kemudian data TIM TSP, serta data SKPD Kabupaten Kota. Tahun 2014 dari 4 jumlah perusahaan yang gabung di forum CSR menjadi 9 perusahaan. Memasuki tahun 2015, saya diberikan kewenangan oleh Kepala Bidang Pembiayaan untuk merekrut 4 orang staf sekretariat. Dari 47 pelamar yang masuk, diperoleh 4 staf yang memenuhi kriteria dan 2 orang menjadi staf CSR dari disiplin ilmu Statistik dan Informatika. Program 2015 forum CSR lebih pada tahap penguatan forum. Membuat surat ketetapan serta SK kepengurusan. Tahun 2015 forum CSR Jawa Timur terbentuk wadah dan struktur organisasi yang disyahkan oleh SK Gubernur. Sejak tahun 2015 tersebut Forum CSR mulai tampak kesolidan dan perusahaan semakin bertambah yang bergabung hingga 35 perusahaan besar menjadi anggota forum CSR tingkat Provinsi.
Sebagaimana tujuan awal dibentuknya forum ini adalah untuk mensinergikan program CSR teman-teman perusahaan anggota forum dengan program prioritas pemerintah. Maka pada bulan April 2016, untuk pertamakalinya Forum CSR mengikuti Pra Musrenbang dan Musrenbang Provinsi Jawa Timur. Dan untuk pertamakalinya, forum CSR Provinsi menerima sejumlah 1315 Usulan program CSR dari 34 Kab/Kota di Jawa Timur. Sebagai bentuk tindaklanjutnya, dari 1315 usulan tersebut saya filter sendiri bersama tim sekretariat yang akan ditindaklanjuti oleh forum CSR. Setelah difilter ada 104 usulan yang tahun 2016 ini akan ditindaklanjuti oleh teman-teman perusahaan. Skenario ini tidak mudah, memerlukan insting dan kepekaan agar usulan program bisa diterima oleh perusahaan-perusahaan anggota forum. Ternyata menjadi birokrasi tidak mudah. Banyak sekali hal-hal diluar konteks koordinasi dan komunikasi yang terkadang saya harus bersabar menunggu keputusan. saya berfikir kalau Indonesia ini memiliki birokrasi yang hebat niscaya negara ini akan lebih kuat. Saya berdoa’ keberadaan saya yang sekarang ditengah birokrasi ini, semoga tetap bisa memberikan konstribusi. Bahasan kondisi saya selama manjadi Tenaga Ahli di Bappeda ini tidak saya uraikan detail, yang pada intinya diperlukan strategi khusus agar program birokrasi dan company bisa berjalan adalah dengan mengedepankan social capital. Dan ini sekali lagi yang saya pakai sebagia Tenaga Ahli Pemerintah Provinsi untuk menyusun konsep, strategi dan menggerakan forum CSR Provinsi Jawa Timur.

Note :
Saya ceritakan pengalaman saya menjadi Pegawai Perusahaan, Akademisi dan Birokrasi ii adalah riil, nyata bukan fiktif belaka.
Semakin saya mengalami dan mengetahui yang saya rasakan adalah ” saya ini apalah..
Sayapun tidak tahu dengan perjalanan karir saya selanjutnya, hingga saat ini saya menjadi bagian dari birokrasi dan akademisi, sekali lagi saya, anda dan kita ini apalah….

Salam Harmoniz

 


			

Direktur CSR Gagal Paham

Beberapa kali saya menulis artikel tentang CSR. Tentunya bukan sesuatu yang baru bagi anda semuanya, karena definisi, pengertian atau arti CSR sudah sering terdengar baik di media masa, siaran berita CSR mulai gencar disuarakan atau menjadi trending topik pada awal tahun 2000an hingga saat ini. Namun pemahaman yang baku tentang CSR masih bias, baik dari pandangan para praktisi, politisi bahkan akademisi. Istilah kata gaul sekarang adalah Gagal Paham. Bila hal ini menimpa kepada politisi masih bisa dimaklumi, karena politisi boleh salah dan bohong konon ceritanya demikian..he3x.

Menjadi keprihatinan kita semua, pemahaman tentang CSR masih dedifinisikan dengan pemberian.  Masih diartikan dengan tanggungjawab perusahaan. Padahal perusahaan apakah bisa disuruh bertanggungjawab kalau mereka tidak melakukan apa-apa, terus bertanggungjawab kepada siapa. Kalau membahas tentang tanggungjawa perusahaan, itu sangat jelas bahwasanya perusahaan akan bertanggungjawab terhadap yang diperbuat, entah itu melakukan pencemaran, melakukan pembakaran, menyebarkan wabah penyakit, menyebabkan kematian atau yang lainnya yang merugikan manusia dan alam. Namun jika perusahaan itu tidak bersentuhan sama sekali dengan lingkungan sekitar, dan tidak mengakibatkan kerugian, apakah juga akan dituntut untuk bertanggungjawab, emangnya duduk bareng saja menyebabkan hamil sehingga harus bertanggungjawab, nah itu analogi super sederhana. oleh karena itu, artikel ini hanya mengulang penegasan kembali bahwa pemahaman CSR bukan lagi tanggungjawab perusahaan tapi “kepekaan perusahaan”.

Sekian banyak perusahaan di Indonesia yang belum melaksanakan program CSR dengan baik karena si Bos, atau Direkturnya belum paham makna CSR. Mengapa bisa terjadi? dan apakah ada Direktur CSR perusahaan tidak paham tentang CSR? jawabanya hampir rata-rata Direktur  CSR perusahaan di Indonesia gagal paham tentang CSR. Pemahamanya sebatas pada perusahaan yang dia pimpin sudah memberikan bantuan kepada masyarakat berupa barang ini itu, memberdayakan dengan pelatihan ini itu, menanam pohon ini itu dengan jumlah ribuan bahkan jutaan, terus…diklim sebagai kegiatan CSR. Seolah-olah ya itulah CSR, memberi bantuan. Pertanyaanya’ bagaimana dengan karyawanmu yang tidak  masuk sakit dan tidak mampu kedokter karena tidak punya biaya sementara gaji yang kau bayarkan tidak cukup, got perumahanmu yang mampet dan kau biarkan, saudaramu yang jarang kau kunjungi, sementara kamu menjadi Direktur CSR sibuk kesana kemari melakukan ceremony peresmian proyek bantuan- bantuan yang kau klim sebagai bentuk CSR perusahaanmu. Sementara kamu tidak ada kepedulian terhadap karyawan, got perumahan serta saudaramu. Mana kepekaanmu wahai sang Direktur CSR. Sungguh ketidak tahuanmu itu bukan berarti kamu bodoh, namun karena pemahamanmu selama ini yang salah tentang CSR. Maka janganlah sakit hati wahai para Direktur CSR perusahaan yang saat ini gagal paham tentang CSR, masih banyak waktu untuk lebih mengerti dan memahami CSR dengan cara asahlan kepekaanmu setiap hari. Dimulai dari keluargamu, lingkungan tempat tinggalmu. InsyaAllah dengan menajamkan kepekaan itu, maka anda semua yang menjabat sebagai Direktur CSR akan menemukan makna CSR yang sebenarnya. Ingat CSR itu dari hati dan menginspirasi.

 

Salam Harmoniz

Forum CSR

CSR ke CSR

Awal 2015, saya mendapatkan tugas menjalankan program CSR di Devisi ESR PT Astra International Tbk Jakarta. Perusahaan ini bermarkas di Gedung AMDI Jl Gaya Motor Sunter Jakarta Utara. Takdir perjalanan karir hingga mengantarkan saya kembali ke Surabaya setelah mengemban amanah di Jakarta. Rasa senang dan bangga karena mengalami kerja di Jakarta. Sebagaiman teman lain cerita tentang Jakarta, bagi saya tidak asing atau aneh karena pernah mengalami bagaimana menjadi seorang pegawai di perusahaan swasta yang cukup terpandang dengan segala hiruk pikuk lalulintas Jakarta yang superpadat.

Dari CSRlah saya mengawali karir dan kembali mengurusi kegiatan atau program yang terkait dengan CSR.

Saat ini, saya menjadi Dosen disalah Satu PTS di Surabaya. Kawan pasti sudah bisa menebak mata kuliah yang saya ampu, tidak jauh dari CSR, ya benar sekali, saya mengajar Matakuliah CSR dan Etika Bisnis. Selain matakuliah itu, saya juga mengajar Matakuliah MO atau Manajemen Operasional. Selain aktif menjadi Dosen, saat ini saya juga membantu di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, Sebagai staf Ahli Informasi Sosial terkait dengan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Saya bertanggungjawab terhadap pemberi amanah yaitu Kepada Bidang Pembiayaan yang saat ini dijabat oleh Ikmal Putra, SH.,ME. Maka sejak Agustus 2015, saya aktif sebagai Koordinator sekretariat Forum CSR.

Tidak hanya di Provinsi, namun keahlian saya terkait dengan CSR rupanya juga diminati oleh Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko). Di Bidang Ekonomi yang di Komandani oleh Kepala Bidang Hestining Probowati. Tugas utama adalah bagaiman membantu memberikan sumbang saran ide terkait penataan kawasan pemukiman nelayan di Kenjeran. Baik, untuk kiprah saya di Bappeko kita skip dulu akan kita ulas dalam artikel lain dengan judul ” Sentuhan Hati dalam Menata Kampoeng Pesisir”

Forum CSR Jawa Timur.
Bagi anda semua yang belum tahu tentang forum CSR  ini berikut saya sampaikan sejarah Forum CSR Provinsi Jawa Timur :

Bahwasanya Provinsi Jawa Timur telah memiliki Perda no 4 Tahun 2011 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Inti dari Perda tersebut adalah sebagai payung hukum dalam pelaksanaan program Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Nah, sebagai petunjuk pelaksanaan Perda tersebut dibentuklah Pergub no 52 tahun 2012.

Kemudian untuk memudahkan koordinasi dengan BUMS dibentuk Forum CSR Provinsi. Forum CSR Provinsi diawal pembentukanya beranggotakan 4 (Empat) perusahaan yaitu LPB Astra, PT Toyota Astra Cab Waru, PT Unilever, PT Sampoerna, PT Ispatindo. Kemudian di formaturkan dalam kepengurusan dengan Ketua Toyota Astra Cab Waru (Jogi Hartomo). Sekretaris PT Unilever ( Ima), Bendahara PT Sampoerna (Widowati), Operasional PT Ispat indo (Teguh). Seiring dengan berjalannya waktu Forum CSR telah banyak kontribusi melalui rapat  dan menjadi narasumber untuk sosialisasi tim TSP serta Forum CSR. Untuk lebih memudahkan koordinasi, Forum CSR dibantu oleh sekretariat forum. Personil di sekretariat forum yang saat ini berjumlah 5 orang yaitu 1 orang spesialisasi csr, 2 orang tenaga ahli bidang teknis (data & pelaporan) dan 2 orang tenaga ahli bidang kerjasama dengan lembaga kemitraan atau NGO. Tujuang utama dibentuk tim TSP dan Forum CSR ini adalah, untuk membantu pemerintah daerah provinsi dalam menginformasikan kontribusi BUMN,BUMD dan BUMS dalam melakukan program CSRnya ke masyarakat Jawa Timur. Oleh karena itu peran dari TIM TSP dan Forum CSR diharapkan lebih optimal dalam menggali data dari perusahaan-perusahaan tersebut. Lebih jauh dari itu, peran Forum CSR bisa menggugah kesadaran perusahaan yang belum melakukan program CSR kepada masyarakat di wilayah kerja masing-masing. Wilayah provinsi Jawa Timur yang luas sehingga diperlukan pembentukan tim Fasilitasi TSP dan Forum CSR di tingkat SKPD Kabupaten/kota. Oleh karena itu, pada tgl 17 Sept 2015, dilakukan fasilitasi ke Kabupaten/Kota untuk silaturahim dan melihat perkembangan perkembangan terbentuknya tim TSP serta Forum CSR tingkat daerah (infromasi kunjungan saya sertakan dalam file attachment)
Demikian flashback sebagai pandangan tentang tim TSP dan Forum CSR. 4 (empat) hal yang sedang dilakukan oleh sekretariat Forum CSR saat ini adalah :
1. Memperkuat pegurus Forum CSR
2. Ratifikasi, 5R Sekretariat Forum agar lebih jelas tugas dan tanggungjawab dari staf ahli yang ada di sekretariat forum sehingga bisa memfasilitasi dengan baik perusahaan2 yang tergabung dalam Forum CSR.
3. Pembuatan database BUMN, BUMD,BUMS serta struktur Birokrasi di pemerintah daerah.
4. Penyusunan Activity Plan sekretariat untuk mendukung program Forum CSR

Cukup panjang saya menuliskan, mohon tidak bosan untuk membacanya. Kami sangat senang dengan partisipasi yang ditunjukan oleh anda semua pembaca. Forum CSR Provinsi akan selalu siap bila diperlukan suatu saat. Terimakasih sukses selalu.
Itulah sekilas kisah apa yang disebut dengan Forum CSR, dimana sayalah yang menjadi pemikir serta ting tengnya, dari CSR ke CSR…

salam Harmoniz

 

Jhon Hardi
Sekretariat Forum CSR Provinsi Jatim
Dosen Etika Bisnis & CSR
082232312222
http://www.jhonhardi.com
hardi@jhonhardi.com

 

 

Semoga Bukan Program CSR Kepura-Puraan

Sudah hampir 10 tahun ini saya menjadi profesional pada sebuah perusahaan Multinasional. Kalau saya sebutkan nama perusahaan itu, so pasti hampir separo bangsa mengenalnya. Perusahaan itu adalah PT Astra International Tbk. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1957 bermula dari perusahaan keluarga hingga tumbuh berkembang  menjadi 180 anak perusahaan terbagi menjadi 6 lini bisnis (saat tulisan ini diposting). Perkembangan bisnis yang cukup signifikan bukan berarti tidak ada kendala. Perusahaan inipun nyaris hilang jadi kebanggaan bangsa karena pernah mengalami krisis tahun 1998. Namun dengan kerja cerdas, keras dan pantang menyerah dari direksi hingga level operasional pada akhirnya perusahaan ini kokoh berdiri dan terus mengembangkan sayap bisnisnya menjadi perusahaan yang berkarakter.

Perusahaan ini memiliki konsep berbagi. Konsep senang memberi yang diwujudkan dalam program CSR. Bukan sekedar CSR bagi-bagi, namun lebih pada membahagiakan untuk kebahagiaan. Itu yang saya lihat dan alami tentang konsep CSR yang dijalankan. Dalam beberapa pandangan, konsep memberi yang tulus akan memberikan kebahagiaan, kesehatan, kelimpahan serta berkecukupan. Benar ! saya katakan Benar adanya. Apa bedanya dengan perusahaan lain. Bagi sebagian orang akan berkata, perusahaan ya pastilah sama, program csr hanya untuk meredam konflik, pencitraan dan lain sebagainya yang cenderung memberikan nilai negatif. Hal demikian pernah disampaikan teman kuliah S2 saya waktu itu. Bagi saya, sangat berbeda. Di perusahaan ini, seorang Presiden Direktur sangat care, respect, tulus turun langsung blusukan melihat implementasi program csr yang dijalankan. Dalam catatan yang belum bisa disebutkan jumlahnya yang pasti hampir kegiatan csr perusahaan ini seorang Presdir blusukan sendiri melihat kondisi riilnya. Budaya blusukan sebenarnya sudah dilakukan oleh para CEO dan COO utamanya dalam berbagi melalui program csr. Top manajemen Astra sudah memiliki patron yang sama. Bahwa siapapun yang menggawangi atau menjadi pimpinan selalu mewariskan, meneruskan dan melestarikan budaya blusukan untuk berbagi melalui csr yang berkelanjutan. Semakin banyak yang keluar semestinya semakin sedikit pula persediaan. Namun kenyataan berbalik. Justru semakin banyak yang dikeluarkan semakin banyak diperoleh. Tanpa menyebutkan berapa dan dimana, anda bisa melihat dalam web resminya. Oleh karena itu tidak berlebihan kalau Astra akan menjadi perusahaan kebanggaan Bangsa. Suatu saat bukan tidak mungkin, orang menyebutkan Indonesia maka yang diingat adalah Astra.

Dan semoga program CSR yang dijalankan bukan kepura-puraan tapi ketulusan…..

Sukses99

 

IMG_5564IMG_5563 IMG_5666IMG_20141008_111848IMG_5748 IMG_6159

Menjadi Milik Bangsa Yang Bermanfaat

Assalamu’alaikum wr wb

Salam sejahtera, dan Selamat Siang

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, hari ini Astra Grup di Surabaya dapat ikut hadir di Kecamatan Sukolilo ini, untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam acara Roadshow Pahlawan Ekonomi 2013 di Kecamatan Sukolilo.

Di Acara Roadshow ini, Astra Grup Surabaya bekerjasama dengan Kecamatan Sukolilo membuat Biz-Corner untuk UMKM.  Di Biz Corner ini nantinya, para pengusaha UMKM tidak hanya mendisplay produksinya namun juga akan mendapatkan pelatihan pemasaran dan pendampingan pengembangan bisnis secara berkala dari Astra Grup dalam rangkaian program CSR Astra Grup Surabaya bidang pemberdayaan masyarakat.  Kami berharap Biz Corner ini dapat Pilot Project Model Pengembangan UMKM, kerjasama antara pihak swasta dan pemerintah daerah.

Selain Biz Corner, dalam kesempatan ini juga ingin kami laporkan ke Ibu Wali, di Kecamatan Sukolilo ini, Astra Grup Surabaya juga sedang mengembangkan sebuah Kampung Hijau Percontohan di RT 3 – RT 4, Kampung Tegal Timur Baru, Kelurahan Keputih.  Di kampung percontohan ini, Astra bersama sama warga mengembangkan 4 pilar CSR Astra Satu Indonesia, yaitu Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat dengan Pilar Pemberdayaan Masyarakat sebagai program utamanya.  Untuk kegiatan teknis operasional, Astra Grup dibantu juga oleh Lembaga Pengembangan Bisnis – Yayasan Dharma Bakti Astra, Waru.

Program Kampung Hijau Astra ini dimulai sejak 2013 ini dan direncanakan berakhir tahun 2015 dan diharapkan nantinya terbentuk pondasi kemandirian yang kuat dari Warga Kampung binaan.  Selain itu diharapkan juga dapat menjadi contoh pengembangan kampung mandiri di area lain di kotamadya Surabaya.

Dua program yang ada saat ini di Kecamatan Sukolilo tidak lepas dari partisipasi aktif warga Sukolilo, dan pemerintah kecamatan Sukolilo yang telah dirintis sejak Camat terdahulu, Bapak Muhammad Fikser hingga Camat saat ini, Ibu Kanti Budiarti.  Selain itu didukung penuh oleh cabang Astra Grup yang berlokasi usaha di Kecamatan Sukolilo dan sekitarnya, yaitu Auto 2000 & Orenz Taxi.  Untuk itu dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat.

Demikian sambutan singkat kami, semoga melalui acara Roadshow Pahlawan Ekonomi 2013 ini, akan terwujud saling pengertian antara seluruh komponen masyarakat kota Surabaya dalam upaya mensejahterakan rakyat.

Terima kasih

Wassalamualaikum wr wb

 

Surabaya, 13 November 2013

Ketua Koordinator Grup Astra Wilayah Surabaya

Menjadi Provider Taxi No 1 Di Indonesia

Mengutip pendahuluan profil dari salah satu povider taxi yang bagus di Surabaya katakanlah taxi X dengan kalimat sebagai berikut : “Selain layanan jasa Transportasi argometer kami juga mengembangkan layanan menjadi daily transport solution (solusi transportasi harian). Produk kami beragam dari Corporate Voucher dan Personal Voucher untuk pelanggan korporat dan business people, Gift Voucher untuk kebutuhan tambahan corporate maupun personal, Selling Space untuk membantu kemajuan perusahaan Anda terutama dari sisi Promosi dan Periklanan serta Membership Program untuk memberikan benefit lebih bahkan untuk Anda yang tidak menggunakan taxi secara rutin,

Program yang disampaikan diatas sangat bagus, dan rata-rata hampir semua perusahaan Taxi yang beroperasi masih sama dari segi layanan, dan cara mereka promosi. Padahal bila provider tersebut mau sedikit berbenah akan menjadi provider taxi no 1 di Indonesia. Setidaknya menjadi berbeda dan menjadi yang terdepan dalam berinovasi.

Bagaimana caranya:

1. Tidak menggunakan bahu jalan sebagai tempat menunggu (ngetem)

Sudah bukan pemandangan yang baru jika kita melihat hampir semua taxi baik itu yang berwarna putih, biru, kuning, merah, jingga atau kotak-kotak he3x kalo ada, kebiasaan mereka adalah menunggu dipinggir jalan. Pemandangan itu dianggap biasa, namun menjadi ikut berperan dalam menyumbang kemacetan dijalanan. Semestinya ada satu provider yang tidak menggunakan bahu jalan, dengan cara menyewa lahan sebagai tempat ngetem. Setelah itu mereka sampaikan dalam iklan layanannya bahwa taxinya tertib di jalan dan tertib berparkir tidak seperti taxi yang lain.

2. Memberikan konfirmasi balik kepada pelanggan

Hampir semua provider taxi melalui call centernya akan menanyakan notelp yang bisa dihubungi kepada pelanggan. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan bagi pelanggan tersebut dengan harapan akan segera terlayani dengan baik yaitu unit taxi yang dipesan segera datang. Harapan inggal harapan, justru yang terjadi adalah, menit demi menit dan terkadang jam menunggu taxi harapan segera datang, perasaan gundah, marah, keburu-buru bercampur aduk. Dan sudah bisa dipastikan bahwa pelanggan tersebut kecewa, supah serapah tidak akan mau pesan taxi tersebut atau dia akan beriklan besar besaran melalui nyinyirnya bahwa taxi ini, begini begitu dan wis pokoknya aku ga mau pakai lagi taxi itu dll.

Kejadian semacam ini tidak hanya sekali atau dua kali, bahkan mungkin dialami oleh banyak pelanggan dengan hampir semua provider taxi di indonesia, semestinya obat mujarab yang diinginkan oleh pelanggan sebenarnya sederhana, konfirmasi balik sesegera mungkin setelah mendapatkan no telp dari pelanggan. Apa artinya meminta notelp yang bisa dihubungi kalau kenyataanya pelanggan sendiri yang aktif menelpon untuk menanyakan dimana, kapan, jam berapa nyampai taxi pesanannya…

Intinya komunikasi bukan wajib, tapi komunikasi adalah hal utama dalam layanan jasa, komunikasi yang empati, komunikasi yang bukan karena standart atau diwajibkan. Konsep inilah yang mesti bukan hanya dimiliki tapi dilakukan oleh provider taxi untuk menjadi yang terbaik”number one services”

Salam

jh