KEKUATAN SOSIAL MASYARAKAT

Masyarakat khususnya Warga seringkali dihadapkan pada masalah sosial yang timbulnya dari lingkungan luar atau yang langsung bersinggungan dengan mereka. Sebagai contoh pembangunan perumahan oleh pengembang kurang memperhatikan dampak yang ditimbulkan sebagai aktifitas yang dilakukan.
Warga hanya mengetahui setelah terdampak. Setelah lingkungannya menjadi banjir. Setelah ada yang berubah misalnya pintu menjadi susah ditutup atau dinding bangunan ada yang retak dan sebagainya. Kemana harus mengadu, sebagain besar warga hanya menggurutu, diam dalam ramai. Kalaupun ada warga yang aktif paling jauh berguncing dengan tetangga kanan kiri. Kalau RTnya aktif, warga tersebut mendapat curhat baru hingga ada solusi titik temu terkait masalah yang dihadapi.
Selanjutnya apakah hanya pasrah diam tanpa ada usaha nyata, Jawabnya tentu tidak. Warga masyarakat sesungguhnya memiliki keuatan sosial yang sangat besar. Kekuatan riil sebagai cerminan dari keeratan modal sosial (Social Capital Power). Kekuatan dahsyat yang tersembunyi dan jarang dioptimalkan untuk digunakan. Oleh karena itu kesadaran hati fikiran untuk membangkitkan kekutan sosial ini yang harus diwujudkan. Pertanyaan lanjutnya adalah siapa aktor yang bisa membangkitkan kekuatan sosial ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah mereka yang memiliki power. Mereka yang memiliki nyali untuk berbuat, nyali untuk melakukan. Tidak harus yang berbadan besar, tinggi atau yang paling ditakuti karena terkenal dengan raja tega. Tapi mereka yang berani bersikap sebagai sosok yang memulai pergerakan. Pergerakan dalam menggerakan dan menyatukan kekuatan sosial untuk meraih tujuan.
Pada Minggu 12 Februari 2017 pukul 07.30 sd 09.00 WIB, dilangsungkan rembug bersama warga perumahan. Ini adalah contoh aktifitas dalam menggalang kekuatan sosial. Meski dalam tahap awal harus berbeda persepsi, pandangan dan ide serta gagasan, namun dalam balutan senasib sepenanggungan maka terjadilan temu bersama hingga tercapai satu kesepakatan untuk memperoleh keadilan.
“Kami tidak menghalangi pengembang dalam melakukan pembangunan, yang kami butuhkan ajaklah kami dialog bersama, sampaikan apa yang akan anda lakukan hingga kami bisa memberikan informasi bagi anak istri yang ikut merasakan” contoh suara warga yang menginginkan keadilan.
Dengan kebersamaan akan menjadi kekuatan. Kata kekuatan adalah masyarakat. Perasaan sama halnya kondisi sosial. Oleh karena itu, kekuatan masyarakat yang paling besar adalah social capital power optimation. Kekuatan sosial masyarakat dimanapun dan sampai kapanpun yang akan berperan.

 

Saya ini Apalah…

Saya ini apalah,… adalah kalimat inspirasi yang saya ambil dari lagu milik dara cantiq maniz berkumis tipis, teh Iis Dahlia” yang berjudul “cinta apalah apalah”.
Penggalan liriknya sebagai berikut:

Aku bagimu apalah
Kau juga bagiku apalah
Kita ini hanya apalah
Kau dan aku apalah apalah

Okey kawan, bukan lagu ini yang akan kita bahas, namun tentang saya. Tentang kiprah saya sejak lulus kuliah hingga saat ini. Saya termasuk orang yang mengalami tiga alam pekerjaan. Tiga alam yaitu, Sebagai Karyawan Perusahaan (company employee), sebagai akademisi (academic lecturer) dan sebagai Tenaga Ahli Birokrasi (bureaucracy expert).

Menjadi Karyawan Perusahaan

Sejak tahun 2005, saya sudah aktif dan bergabung dengan Astra melalui LPB-YDBA. Dimana Lembaga ini khusus mendampingi UKM binaan mitra. Mulai dari pelatihan teknis dan non teknis serta pendampingan manajemen, keuangan, teknologi serta akses pasar bagi UKM dibawah binaanya. Prestasi dan penghargaan yang pernah saya terima sehingga pada tahun 2014 diminta untuk pindah ke Jakarta dan  bertugas di Devisi ESR PT Astra International Tbk. Saya memiliki keahlian membina UKM, Pemberdayaan Masyarakat serta kemampuan mendevelop konsep strategi dan implementasi program CSR. Pada saat bertugas di PT Astra International Tbk itulah, saya yang memperkuat konsep program CSR terutama terkait dengan program Kampung Berseri Astra. Hasil karya yang sudah diwujudkan yaitu KBA Surabaya, KBA Balikpapan, (KBA Bali dan KBA Bandung) baru tahap sosialisasi program dan penentuan lokasi. Konsep CSR menurut saya sejak tahun 2005 hingga hari ini adalah dari hati dan menginspirasi melalui optimalisasi social capital (modal sosial). Konsep saya dalam program CSR selama ini ya dengan mengimplementasikan theory tersebut. Mudah bagi yang memiliki ketertarikan dengan modal sosial, dan saya salah satu yang memilih theory ini sebagai dasar dari semua aktifitas yang dilakukan. Status saya di PT Astra International Sunter Jakarta harus berhenti dikarenakan ada perbedaan cara pandang soal program CSR serta kondisi lain, sehingga tahun 2015 saya harus hijrah dan melakukan aktifitas di Surabaya. Pernah menjadi Karyawan Perusahaan, menjadikan saya lebih yakin dengan konsep CSR yang selama ini saya lakukan, dari hati dan menginspirasi, meski tetap dengan target serta publikasi.

Seorang Dosen Perguruan Tinggi
Kecintaan berbagi ilmu telah saya lakukan sejak tahun 2000, tepatnya menjadi Dosen di Program Vokasional PASTI TEKNIK INDUSTRI ITS. Saat itu saya belum bergabung dengan perusahaan, saya masih berkantor di ITS DESIGN CENTER menjadi administrasi serta Juru Gambar. Merasa memiliki kemampuan menggambar yang cukup serta aplikasi software komputer seperti AUTOCAD, MECDESK, 3DsMAX serta software Aplikasi Perkantoran, Manajemen Proyek. Berbekal keahlian tersebut saya tertarik untuk berbagi ilmu dengan mengajar di program vokasional Teknik Industri ITS. Pengalaman mengajar saya teruskan hingga saat ini menjadi Dosen di UNUSA dan UNAIR.  Di UNUSA saya mengajar di program S1 Manajemen, mata kuliah yang saya ampu yaitu Etika Bisnis & CSR, Manajemen Ritel, Manajemen Operasional serta Pemasaran International. Sedangkan di UNAIR saya mengajar di mata kuliah KWU. Metode pembelajaran yang saya lakukan dikampus tetap dengan pendekatan social capital. Menurut saya, mahasiswa bukan lagi obyek, tapi mereka juga merupakan subyek yang perlu didengarkan dan diajak bersama untuk memahami mata kuliah yang telah sedang ditempuh. Kedekatan Dosen – Mahasiswa tidak lagi sebatas guru murid, akan tetapi lebih pada hubungan saling berbagi visi, ambisi, harapan serta kerjasama untuk meraih tujuan pembelajaran. Seringkali di beberapa kesempatan, konsep berfikir Dosen harus dirubah, mereka harus lebih aware dan melayani. Bukan merasa lebih dibutuhkan mahasiswa. Alangkah baiknya proses penerimaan Dosen harus diutamakan yang pernah kerja. Dosen harus diterima berdasarkan Lulus Kuliah S1, S2, dan S3 dengan IPK tinggi saya setuju, namun perlu ditambahkan pengalaman kerja, hal ini penting agar Dosen tersebut nantinya akan lebih melayani stakeholder yang berhubungan dengannya serta memiliki networking kuat ke pihak luar. Konsep melayani mahasiswa sebagaimana layanan prima bagi pelanggan, akan bisa dilakukan jika Dosen tersebut pernah bekerja. Bekerja berarti Melayani. Pengalaman saya mengajar di UNUSA dan UNAIR ini saya warnai dengan beberapa strategi. Saya merintis kuliah umum yang diisi oleh Manajemen Perusahaan, seperti PT Cocacola Amatil Indonesia Surabaya, dan PT Astra Toyota Auto2000 Jemursari Surabaya. Kemudian untuk program KWU UNAIR, saya memiliki rencana akan menjadikan RUM atau dikenal dengan Rumah Mahasiswa nantinya akan berparthner dengan teman-teman perusahaan seperti PT Wings Group, PT Telkom, PT Bank Jatim, Toyota Auto2000 Jemursari. Menurut saya Perguruan Tinggi harus menjalin kedekatan hubungan relational capital dengan stakeholder. Mahasiswa memerlukan parthner, mahasiswa perlu share dan mahasiswa perlu networking. Demikian juga perusahaan atau stakeholder sangat memerlukan kerjasama dengan teman-teman Perguruan Tinggi, hal inilah yang menjadikan pemikiran saya untuk mensinergikan teman-teman perusahaan dengan Perguruan Tinggi.

Tenaga Ahli Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Tidak pernah memiliki impian atau keinginan menjadi bagian dari Pegawai Pemerintah Daerah. Namun kenyataanya, hingga saat ini saya menjadi Tenaga Ahli CSR Bidang Pembiayaan Bappeda Provinsi Jawa Timur. Bermula dari permintaan Pak Agus Yuda staf Bidang Pembiayaan pada tahun 2013 yang bertandang ke kantor Toyota Astra Auto2000 Waru. Waktu itu saya berada dikantor dan ditelp sama Kepala Cabangnya bernama Jogi Hartomo. Singkat cerita, Pak Agus Yuda (saat ini sespri Gubernur Jawa Timur) ini meminta bagaimana caranya program CSR perusahaan di Jawa Timur ini agar sinergi dengan program pembangunan pemerintah Provinsi Jawa Timur. Setelah diskusi kurang lebih 3 jam. Saya menyampaikan mudah sekali dan jika Pemerintah Daerah mau langkah pertama adalah diundang saja perusahaan-perusahaan besar yang berada di Jawa Timur. Termasuk waktu itu kita yang masih tergabung dalam Astra Group Surabaya. Setelah pertemuan, malam hari Pak Agus Yuda telp ke HP saya pribadi, Mas jhon siapa dan perusahaan apa yang diundang. Saya waktu itu menyarankan mengundang PT Astra International Tbk yang diwakili Astra Group Surabaya (saat itu Koordinator Astra group dijabat oleh Pak Jogi Hartomo), Kemudian PT HM Sampoerna, PT Unilever Tbk dan PT Ispatindo. selain itu saya kenal dengan Manajer Stasiun Radio SmartFM Surabaya yang studionya masih di Hotel D’Season Surabaya dan turut diundang juga. Beberapa hari kemudian,  rencana mengundang dilaksanakan dan teman-teman perusahaan hadir di ruang rapat Bidang Pembiayaan Bappeda. Dipimpin oleh Kepala Bidangnya yaitu Ibu Esther dan Kasubid Ibu Karimah serta staf CSR Bapak Agus Yuda pertemuan dilangsungkan dan disepakati membentuk embrio forum csr. pada tanggal 13 Juni 2013 itulah pertama kali embrio forum CSR Provinsi Jawa Timur dibentuk. Saya menyampaikan bahwa forum ini bisa jalan jika ada sekretariat yang jobdisknya memberikan informasi, mengajak serta mengundang perusahaan-perusahaan untuk bergabung. Waktupun terus berjalan dan forum CSR belum optimal dikarenakan sekretariat belum bisa maksimal dan ada perubahan organisasi yaitu Kepala Bidang Pembiayaan Ibu Esther diganti dengan Pak Ikmal Putra, kasubid pengembangan dari Ibu Karimah diteruskan Ibu Tjitjik Suhartini. Saya yang waktu itu masih di perusahaan tidak bisa membantu banyak, namun sering ditelp oleh Ibu Karimah maupun Ibu Tjitjik bagaimana bisa mengoptimalkan forum CSR agar bisa sinergi dengan program pemerintah. Yang saya bisa lakukan adalah membantu akses keperusahaan serta mencarikan narasumber misalnya ada rapat, itupun melalui telp karena posisi saya yang ditugaskan Astra di Balikpapan, Bandung dan Bali.
Pertengah tahun 2014 saya sudah tidak lagi di Astra dan kemabli di Surabaya. Mengetahui posisi saya yang sudah tidak di Astra, Bidang Pembiayaan melalui Ibu Tjitjik meminta saya untuk membantu menjalankan forum CSR yang dirasa selama ini  belum maksimal. Juli 2014 saya datang ke Bappeda Provinsi dan menyampaikan grand strategi agar forum CSR bisa berjalan dengan baik sesuai amanah Perda dan Pergub yang saat itu sudah ada sebagai payung hukum tentang tanggungjawab sosial perusahaan. Ibu Tjitjik, Pak Harno, Mbak Woro, Pak Haris, Mas Akega menyimak paparan saya tentang strategi pengembangan forum csr periode Juli sd Desember 2014. Beliu semua setuju dan dengan dibantu oleh staf skretariat saudari Feni dan Prio, yang saya lakukan pertama adalah ratifikasi database. Database perusahaan besar yang berada di Jawa Timur, kemudian data TIM TSP, serta data SKPD Kabupaten Kota. Tahun 2014 dari 4 jumlah perusahaan yang gabung di forum CSR menjadi 9 perusahaan. Memasuki tahun 2015, saya diberikan kewenangan oleh Kepala Bidang Pembiayaan untuk merekrut 4 orang staf sekretariat. Dari 47 pelamar yang masuk, diperoleh 4 staf yang memenuhi kriteria dan 2 orang menjadi staf CSR dari disiplin ilmu Statistik dan Informatika. Program 2015 forum CSR lebih pada tahap penguatan forum. Membuat surat ketetapan serta SK kepengurusan. Tahun 2015 forum CSR Jawa Timur terbentuk wadah dan struktur organisasi yang disyahkan oleh SK Gubernur. Sejak tahun 2015 tersebut Forum CSR mulai tampak kesolidan dan perusahaan semakin bertambah yang bergabung hingga 35 perusahaan besar menjadi anggota forum CSR tingkat Provinsi.
Sebagaimana tujuan awal dibentuknya forum ini adalah untuk mensinergikan program CSR teman-teman perusahaan anggota forum dengan program prioritas pemerintah. Maka pada bulan April 2016, untuk pertamakalinya Forum CSR mengikuti Pra Musrenbang dan Musrenbang Provinsi Jawa Timur. Dan untuk pertamakalinya, forum CSR Provinsi menerima sejumlah 1315 Usulan program CSR dari 34 Kab/Kota di Jawa Timur. Sebagai bentuk tindaklanjutnya, dari 1315 usulan tersebut saya filter sendiri bersama tim sekretariat yang akan ditindaklanjuti oleh forum CSR. Setelah difilter ada 104 usulan yang tahun 2016 ini akan ditindaklanjuti oleh teman-teman perusahaan. Skenario ini tidak mudah, memerlukan insting dan kepekaan agar usulan program bisa diterima oleh perusahaan-perusahaan anggota forum. Ternyata menjadi birokrasi tidak mudah. Banyak sekali hal-hal diluar konteks koordinasi dan komunikasi yang terkadang saya harus bersabar menunggu keputusan. saya berfikir kalau Indonesia ini memiliki birokrasi yang hebat niscaya negara ini akan lebih kuat. Saya berdoa’ keberadaan saya yang sekarang ditengah birokrasi ini, semoga tetap bisa memberikan konstribusi. Bahasan kondisi saya selama manjadi Tenaga Ahli di Bappeda ini tidak saya uraikan detail, yang pada intinya diperlukan strategi khusus agar program birokrasi dan company bisa berjalan adalah dengan mengedepankan social capital. Dan ini sekali lagi yang saya pakai sebagia Tenaga Ahli Pemerintah Provinsi untuk menyusun konsep, strategi dan menggerakan forum CSR Provinsi Jawa Timur.

Note :
Saya ceritakan pengalaman saya menjadi Pegawai Perusahaan, Akademisi dan Birokrasi ii adalah riil, nyata bukan fiktif belaka.
Semakin saya mengalami dan mengetahui yang saya rasakan adalah ” saya ini apalah..
Sayapun tidak tahu dengan perjalanan karir saya selanjutnya, hingga saat ini saya menjadi bagian dari birokrasi dan akademisi, sekali lagi saya, anda dan kita ini apalah….

Salam Harmoniz

 


			

MODAL SOSIAL VS MODAL UANG

Modal Sosial 
Seperti yang sudah pernah saya tulis dalam website ini, pengertian modal sosial adalah fungsi dan hubungan antara individu yang dibangun melalui kepercayaan (trust), kerjasama (cooperation) dan tindakan bersama (collective action) yang ada dalam komunitas atau kelompok (Hardi, 2013). Modal sosial lebih pada menekankan dimensi sikap individu dan kelompok untuk menentukan tujuan dan strategi. Dimensi ini menjadi bagian penting dari modal intelektual termasuk didalamnya menggambarkan aktifitas berbagi visi, ambisi, harapan, bahasa maupun kode. Karena pentinya modal sosial ini, beberapa studi menggambarkan karakteristik hubungan kerjasama antar organisasi menggunakan modal sosial.
Tiga jenis modal sosial :
1. Modal Sosial Kognitif
Adalah sejauh mana kedua belah pihak slaing berbagi nilai, ambisi, visi, tujuan bisnis         dalam mengoptimalkan hubungan (Carey dkk, 2011)
2. Modal Sosial Struktural
Adalah keterikatan dan interaksi sosial antara kedua pihak (Carey dkk, 2011)
3. Modal Sosial Relasional
Adalah kedekatan interaksi, saling percaya, saling menghormati, persahabatan dan              hubungan timbal balik (Carey dkk, 2011).
Bila kita lihat dari definisi diatas maka sangat jelas bahwasanya, modal sosial mementingkan interaksi, bertemu, bertatap muka yang dilandasi  oleh sikap saling percaya, saling berbagi dalam rangka untuk memaksimalkan hubungan satu sama lainnya.
Modal Biaya (FINANCIAL Kapital)
Kapital dalam pengertian ekonomi sering diidentikkan dengan modal. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal finansial. Dari sedikit pengertian tersebut bahwasanya modal fiansial hanya bisa dilakukan bagi mereka yang memiliki uang dalam arti nyata. Baik individu maupun komunitas. Sehingga penggunaan uang sebagai sarana untuk menjalin kedekatan dalam melakukan aktifitas itulah yang disebut modal finansial.
MODAL SOSIAL VS MODAL FINANSIAL
Malam ini sengaja saya menuliskan artikel yang berjudul modal sosial vs modal finansial karena melihat fenomena yang makin hari makin semrawut kondisi bangsa. Berita di TV, Koran, Radio hampir setiap hari yang ditayangkan hanya persoalan Kemacetan, Banjir, Narkoba, Teroris. Coba kita ambil satu contoh untuk dibahas yaitu Kemacetan.
Fenomena satu ini sangat aneh, kenapa demikian. Iya, aneh karena kemacetan itu jelas sekali akar masalahnya adalah pemerintah dikendalikan oleh perusahaan asing yang bercokol di bumi Indonesia yang setiap harinya memproduksi barang pembunuh manusia yaitu kendaraan bermotor. Coba kawan membuka data penjualan otomotif di Indonesia, tidak perlu skala nasional cukup regional Jawa Timur. Berapa ratus kendaraan yang setiap harinya dibeli oleh masyarakat Jawa Timur. Tidka perlu saya panjangkan terkait data ini karena anda semua pasti tahulah bahwasanya jumlah kendaraan setiap hari akan terus meningkat seiring dengan kemudahan kepemilikan. Sementara laju produksi dan penjualan tidak pernah dibatasi. Kondisi jalan daerah tidak pernah bertambah. Yang saya tulis ini anda pasti sudah snagat bosan membacanya terkait pertambahan jalan dan kondisinya hehehehe. Namun, inilah situasinya, so pasti kemacetan besar yang menjadi bencana bagi warga kota dan bahkan sebentar lagi tidak ada tempat nyaman di wilayah Indonesia karena hampir semua daerha berlomba untuk disinggahi investor dengan dalih mengembangkan daerah tersebut.
Fenomena ini adalah wujud nyata kemenangan modal finansial. Level kepala pemerintahan tidak bisa mengatasi persoalan macet dikarenakan besarnya pengaruh modal finansial yang berdiri menghadang. Menurut saya bukan tidak bisa tapi tidak punya cukup nyali untuk menutup perusahaan otomotif di Indonesia. Setiap saya terlibat dalam diskusi manapun selalu saya katakan, mari miskin bersama tapi neger ini kembali milik kita. Daripada yang terjadi saat ini, negara dikendalikan oleh perusahaan yang berdalih berinvestasi. padahal investi buat siapa, buat mereka sendiri dan warga mereka sendiri. Sesungguhnya bila bangsa ini mau jujur, kemenangan kerjaan dahulu karena modal sosial yang luar biasa. Saling berbagi, saling menguatkan, gugur gunung tandang gawe menjadi yang utama. Jadi kembali kepada persoalan kemacetan tersebut adalah satu satu kemenangan modal finansial dalam pertarungan melawan modal sosial.

Salam harmoniz….