Menjadi Provider Taxi No 1 Di Indonesia

Mengutip pendahuluan profil dari salah satu povider taxi yang bagus di Surabaya katakanlah taxi X dengan kalimat sebagai berikut : “Selain layanan jasa Transportasi argometer kami juga mengembangkan layanan menjadi daily transport solution (solusi transportasi harian). Produk kami beragam dari Corporate Voucher dan Personal Voucher untuk pelanggan korporat dan business people, Gift Voucher untuk kebutuhan tambahan corporate maupun personal, Selling Space untuk membantu kemajuan perusahaan Anda terutama dari sisi Promosi dan Periklanan serta Membership Program untuk memberikan benefit lebih bahkan untuk Anda yang tidak menggunakan taxi secara rutin,

Program yang disampaikan diatas sangat bagus, dan rata-rata hampir semua perusahaan Taxi yang beroperasi masih sama dari segi layanan, dan cara mereka promosi. Padahal bila provider tersebut mau sedikit berbenah akan menjadi provider taxi no 1 di Indonesia. Setidaknya menjadi berbeda dan menjadi yang terdepan dalam berinovasi.

Bagaimana caranya:

1. Tidak menggunakan bahu jalan sebagai tempat menunggu (ngetem)

Sudah bukan pemandangan yang baru jika kita melihat hampir semua taxi baik itu yang berwarna putih, biru, kuning, merah, jingga atau kotak-kotak he3x kalo ada, kebiasaan mereka adalah menunggu dipinggir jalan. Pemandangan itu dianggap biasa, namun menjadi ikut berperan dalam menyumbang kemacetan dijalanan. Semestinya ada satu provider yang tidak menggunakan bahu jalan, dengan cara menyewa lahan sebagai tempat ngetem. Setelah itu mereka sampaikan dalam iklan layanannya bahwa taxinya tertib di jalan dan tertib berparkir tidak seperti taxi yang lain.

2. Memberikan konfirmasi balik kepada pelanggan

Hampir semua provider taxi melalui call centernya akan menanyakan notelp yang bisa dihubungi kepada pelanggan. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan bagi pelanggan tersebut dengan harapan akan segera terlayani dengan baik yaitu unit taxi yang dipesan segera datang. Harapan inggal harapan, justru yang terjadi adalah, menit demi menit dan terkadang jam menunggu taxi harapan segera datang, perasaan gundah, marah, keburu-buru bercampur aduk. Dan sudah bisa dipastikan bahwa pelanggan tersebut kecewa, supah serapah tidak akan mau pesan taxi tersebut atau dia akan beriklan besar besaran melalui nyinyirnya bahwa taxi ini, begini begitu dan wis pokoknya aku ga mau pakai lagi taxi itu dll.

Kejadian semacam ini tidak hanya sekali atau dua kali, bahkan mungkin dialami oleh banyak pelanggan dengan hampir semua provider taxi di indonesia, semestinya obat mujarab yang diinginkan oleh pelanggan sebenarnya sederhana, konfirmasi balik sesegera mungkin setelah mendapatkan no telp dari pelanggan. Apa artinya meminta notelp yang bisa dihubungi kalau kenyataanya pelanggan sendiri yang aktif menelpon untuk menanyakan dimana, kapan, jam berapa nyampai taxi pesanannya…

Intinya komunikasi bukan wajib, tapi komunikasi adalah hal utama dalam layanan jasa, komunikasi yang empati, komunikasi yang bukan karena standart atau diwajibkan. Konsep inilah yang mesti bukan hanya dimiliki tapi dilakukan oleh provider taxi untuk menjadi yang terbaik”number one services”

Salam

jh

Leave a Comment


*