Modal Sosial Untuk Supplier

Keberhasilan Astra Group menjadi sebuah kelompok perusahaan otomotif terbesar di Indonesia tersebut tidak terlepas dari peran pemasoknya (supplier). Perusahaan otomotif Astra melakukan peningkatan kapasitas produksi dan pembangunan jaringan (network) dengan industri pemasok (supplier) karena mereka (supplier) memberikan kontribusi yang besar bagi penciptaan kesempatan kerja serta ikut menyumbang pendapatan negara. Sedangkan konstribusi bagi perusahaan adalah para pemasok (supplier) merupakan pendukung rantai nilai dengan memainkan peran sebagai pembuat komponen melalui kemitraan.

Kontribusi suplier dalam proses produksi Astra yaitu melalui hubungan kemitraan pembeli dan pemasok (buyer-supplier). Data pemesanan dari perusahaan grup Astra yang diberikan kepada supplier kategori UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk komponen yang dibuat lokal produk sepeda motor (Astra Honda Motor) mencapai 94% dan mobil (Astra Daihatsu) mencapai 60% (Astra, 2011). Nilai kemitraan kepada supplier sebesar 8 triliun untuk kategori UKM (Astra, 2011). Sedangkan Setiap tahun jumlah pemasok (supplier) komponen ke perusahaan mengalami peningkatan dan perkembangan. Peningkatan dari segi kuantitas atau jumlah diimbangi pula dengan kualitas yang memadai. Keadaan ini secara langsung berkaitan dengan kualitas organisasi supplier khususnya dalam manajemen, teknologi dan pemasarannya. Pemasok (Supplier) dituntut meningkatkan QCD (quality, cost, delivery) melalui cara  inovasi yang dilakukan oleh pemasok (supplier innovativeness), dan berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dengan perusahaan Astra Group. Kedekatan hubungan antara Astra dengan pemasoknya ini telah terjaga, namun belum ada studi empiris yang mengukur bagaimana dampaknya terhadap kinerja Astra, terutama tentang inovasi yang mungkin dapat dihasilkan dari kedekatan hubungan tersebut. Inovasi maupun berbagi pengetahuan yang dilakukan oleh supplier akan menunjang Astra untuk meningkatkan daya saing yang berkesinambungan.

Leave a Comment


*