CSR Kebutuhan atau Kepentingan

Program CSR yang dilakukan oleh perusahaan sejatinya kebutuhan atau kepentingan perusahaan. Dalam beberapa hal dan kondisi, CSR yang dilakukan perusahaan hanya untuk pencitraan dan memberikan kesan bahwa, perusahaan tersebut dermawan dan memperhatikan sosial lingkungan. Mengapa demikian, saudara sekalian bisa memiliki reaksi yang lebih peduli setelah membaca tulisan saya ini, coba mulai sekarang anda perhatikan perusahaan yang ada dilingkungan tempat tinggal anda, apa program sosial yang sudah dilakukan dan bagaimana orang-orang atau sebut saja para pekerja karyawan yang berada dilingkungan itu. Apakah mereka memiliki rasa peduli lebih kepada orang lain, apakah mereka berlaku ramah, menyapa duluan atau bertegur dahulu kepada orang yang datang keperusahaan itu. Lebih jauh lagi bagaimana sikap mereka terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Banyak sekali kawan, orang-orang yang bekerja dikantor setelah kembali kerumah, mereka tidak peduli dengan kondisi lingkungannya, tetangga, jalan depan rumahnya bahkan got yang tersumbat hingga membanjiri garasi rumahnya. Kembali kepada pertanyaan diatas mengapa mereka kurang peduli, ya karena mereka belum paham tentang CSR. Kalaupun paham hanya sekedar tulisan dan arti tapi belum menjadi pasion, menghayati menyelami. Menjadi penting saya katakan, apabila kita sebagai bagian dari perusahaan, kantor, rumah atau  diri sendiri harus memahami kepakaan terhadap kondisi sosial. Terlebih sebagai pegawai bagian CSR, mereka dituntut untuk lebih peka, meliki feel yang lebih dibandingkan yang lain. Hampir semua perusahaan yang pernah saya kenal, orang yang konon menjadi person in charge tidak memiliki jiwa CSR babar blas. Mereka menganggap bahwa pekerjaan CSR itu memberi bantuan, melaporkan dan menyiarkan ke khalayak bahwa perusahaan kami sudah berbuat ini itu. Mereka tidak lebih sekedar nyambut gawe karono duit, bukan karena perusahaan menjadi bagian penting di kehidupan masyarakat wilayah perusahaan itu beroperasi. oleh karena itu, CSR sebenarnya kebutuhan atau kepentingan. Itu yang silahkan anda proyeksikan dan simpulkan.

Salam harmoniz

MODAL SOSIAL VS MODAL UANG

Modal Sosial 
Seperti yang sudah pernah saya tulis dalam website ini, pengertian modal sosial adalah fungsi dan hubungan antara individu yang dibangun melalui kepercayaan (trust), kerjasama (cooperation) dan tindakan bersama (collective action) yang ada dalam komunitas atau kelompok (Hardi, 2013). Modal sosial lebih pada menekankan dimensi sikap individu dan kelompok untuk menentukan tujuan dan strategi. Dimensi ini menjadi bagian penting dari modal intelektual termasuk didalamnya menggambarkan aktifitas berbagi visi, ambisi, harapan, bahasa maupun kode. Karena pentinya modal sosial ini, beberapa studi menggambarkan karakteristik hubungan kerjasama antar organisasi menggunakan modal sosial.
Tiga jenis modal sosial :
1. Modal Sosial Kognitif
Adalah sejauh mana kedua belah pihak slaing berbagi nilai, ambisi, visi, tujuan bisnis         dalam mengoptimalkan hubungan (Carey dkk, 2011)
2. Modal Sosial Struktural
Adalah keterikatan dan interaksi sosial antara kedua pihak (Carey dkk, 2011)
3. Modal Sosial Relasional
Adalah kedekatan interaksi, saling percaya, saling menghormati, persahabatan dan              hubungan timbal balik (Carey dkk, 2011).
Bila kita lihat dari definisi diatas maka sangat jelas bahwasanya, modal sosial mementingkan interaksi, bertemu, bertatap muka yang dilandasi  oleh sikap saling percaya, saling berbagi dalam rangka untuk memaksimalkan hubungan satu sama lainnya.
Modal Biaya (FINANCIAL Kapital)
Kapital dalam pengertian ekonomi sering diidentikkan dengan modal. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal finansial. Dari sedikit pengertian tersebut bahwasanya modal fiansial hanya bisa dilakukan bagi mereka yang memiliki uang dalam arti nyata. Baik individu maupun komunitas. Sehingga penggunaan uang sebagai sarana untuk menjalin kedekatan dalam melakukan aktifitas itulah yang disebut modal finansial.
MODAL SOSIAL VS MODAL FINANSIAL
Malam ini sengaja saya menuliskan artikel yang berjudul modal sosial vs modal finansial karena melihat fenomena yang makin hari makin semrawut kondisi bangsa. Berita di TV, Koran, Radio hampir setiap hari yang ditayangkan hanya persoalan Kemacetan, Banjir, Narkoba, Teroris. Coba kita ambil satu contoh untuk dibahas yaitu Kemacetan.
Fenomena satu ini sangat aneh, kenapa demikian. Iya, aneh karena kemacetan itu jelas sekali akar masalahnya adalah pemerintah dikendalikan oleh perusahaan asing yang bercokol di bumi Indonesia yang setiap harinya memproduksi barang pembunuh manusia yaitu kendaraan bermotor. Coba kawan membuka data penjualan otomotif di Indonesia, tidak perlu skala nasional cukup regional Jawa Timur. Berapa ratus kendaraan yang setiap harinya dibeli oleh masyarakat Jawa Timur. Tidka perlu saya panjangkan terkait data ini karena anda semua pasti tahulah bahwasanya jumlah kendaraan setiap hari akan terus meningkat seiring dengan kemudahan kepemilikan. Sementara laju produksi dan penjualan tidak pernah dibatasi. Kondisi jalan daerah tidak pernah bertambah. Yang saya tulis ini anda pasti sudah snagat bosan membacanya terkait pertambahan jalan dan kondisinya hehehehe. Namun, inilah situasinya, so pasti kemacetan besar yang menjadi bencana bagi warga kota dan bahkan sebentar lagi tidak ada tempat nyaman di wilayah Indonesia karena hampir semua daerha berlomba untuk disinggahi investor dengan dalih mengembangkan daerah tersebut.
Fenomena ini adalah wujud nyata kemenangan modal finansial. Level kepala pemerintahan tidak bisa mengatasi persoalan macet dikarenakan besarnya pengaruh modal finansial yang berdiri menghadang. Menurut saya bukan tidak bisa tapi tidak punya cukup nyali untuk menutup perusahaan otomotif di Indonesia. Setiap saya terlibat dalam diskusi manapun selalu saya katakan, mari miskin bersama tapi neger ini kembali milik kita. Daripada yang terjadi saat ini, negara dikendalikan oleh perusahaan yang berdalih berinvestasi. padahal investi buat siapa, buat mereka sendiri dan warga mereka sendiri. Sesungguhnya bila bangsa ini mau jujur, kemenangan kerjaan dahulu karena modal sosial yang luar biasa. Saling berbagi, saling menguatkan, gugur gunung tandang gawe menjadi yang utama. Jadi kembali kepada persoalan kemacetan tersebut adalah satu satu kemenangan modal finansial dalam pertarungan melawan modal sosial.

Salam harmoniz….